Ujian Nasional Dihapus, Diganti Evaluasi Nasional?
Baca berita selengkapnya di http://m.jpnn.com/news.php?id=277474
Mudah2an ini bukan hanya sekedar ganti namanya aja.
Harus ada metode yg benar untuk menentukan ke arah mana pendidikan negara kita.
Saya rasa banyak kok ilmuwan2, profesor2, cendekiawan,ahli pendidikan di negara kita ini yg bisa kita libatkan untuk menentukan arah pendidikan negara ini.
Bayangin enak banget dah kalo semua lulus tanpa ada ujian atau evaluasi, apakah ini namanya adil? Siswa yg beneran sekolah atau cuma sekedar berangkat, disamaratakan haknya untuk lulus.
Di dalam peraturan Permendikbud 44/2014 yang diteken mantan Mendikbud Mohammad Nuh itu, nilai akhir kelulusan didapat dari penggabungan nilai unas murni dan nilai sekolah. Porsi dua unsur itu sama besar, yakni 50 persen.
Jelas dari permen diatas apakah mungkin sekolah memberikan nilai terendah untuk siswanya? Tdk mungkin! Pasti 50 persen kuota nilai tersebut akan diamankan oleh sekolah terlebih dahulu.
Memang harusnya ada standar kelulusan. kalo gak ada standar kelulusan atau standarnya rendah, itu bakalan percuma, apalagi kalo dibalikin ke sekolah, makin suram.
setidaknya mata pelajaran mtk, bhs inggris, bhs indonesia dan kejuruan punya standar diatas rata-rata nilai, sehingga hasil kelulusan juga semakin berkualitas.
Kita sekarang berada di kebingungan tujuan pendidikan kita. Ini yang menyebabkan anak-anak kita menjadi bermental mudah menyerah.
Cari kerjaan juga perjuangan mati matian kok, masak gitu aja mewek.
Posted via Blogaway
(2010) Mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang (Unnes). Sedang mendalami Teknologi Informasi dan Komputer.
Founder dan DJ dari PTIK Radio (karena produk dari skripsi), Founder and CEO SekitarUnnes.Com
Selanjutnya...
(2014) bekerja sebagai salah satu guru Produktif Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK Ibu Kartini Semarang. (Oktober 2014) Dipercayai untuk menjadi Pembina OSIS dan Kepala Laboratorium RPL.
Sedang berusaha menerapkan model project based learning di jurusan RPL SMK Ibu Kartini yg tergolong baru ini, karena ingin sekali mendapatkan hasil karya anak-anak SMK yg fresh, kreatif, inovatif, dan berdampak bagi lingkungan sekitar.
(April 2015) Sedang melanjutkan studi Magister Teknik Informatika di Pascasarjana Udinus Semarang
Sekarang (Juli 2015) masih bekerja sebagai salah satu Guru di SMK Ibu Kartini Semarang dan di tambah menjadi Guru Produktif Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMKN 8 Semarang.
(18 Juli 2016) memutuskan untuk resign dari SMK Ibu Kartini. (Juli 2016 - Sekarang) Full mengajar di jurusan TKJ SMKN 8 Semarang.